Di
daratan Alagaesia, hiduplah Klan Penunggang Naga dengan naga-naganya,
yang senantiasa menjaga ketentraman kehidupan daratan Alagaesia. Negeri
pun mengalami masa kejayaan.
Namun, Klan Penunggang Naga punah
karena salah seorang berkhianat dan membujuk Penunggang-Penunggang lain
mengikuti jejaknya. Maka pertumpahan darah antar penunggang pun terjadi,
dan Kaum Terkutuk (penunggang yang berkhianat) memenangi
pertarungannya. Sang pengkhianat bernama Galbatorix, yang sekarang
menjadi raja Alagaesia. Ia memerintah dengan kejam, sehingga beberapa
orang yang setia pada klan Penunggang memberontak dan membentuk kelompok
Varden. Galbatorix memiliki 3 butir telur naga, yang ia tunggu
bertahun-tahun untuk menetas di bawah kekuasaannya, sehingga 3 orang
Penunggang baru akan menjadi anak buahnya. Sayangnya, salah satu telur
berhasil dicuri para Varden.
Arya, wanita elf, merupakan salah satu
dari yang terlibat pencurian telur naga dari Galbatorix, berniat
membawanya ke Varden, kelompok berbagai ras yang menentang Galbatorix.
Disergap oleh Durza, Shade. Dan Arya pun dengan sihir memindahkan telur
tersebut ke Pegunungan Spine. Arya ditahan oleh Durza, dan dijadikan
tawanan di Gil’ead.
Eragon, anak petani berusia lima belas tahun
yang tinggal di Carvahall, terkejut ketika menemukan batu biru mengilap
di pegunungan Spine ketika sedang berburu. Eragon membawa batu itu ke
pertanian tempat ia bersama pamannya, Garrow, dan sepupunya, Roran.
Garrow dan alhmarhumah istrinya, Marian yang membesarkan Eragon. Selena,
ibu Eragon adalah saudara Garrow yang menitipkan anaknya, Eragon untuk
tinggal bersamanya, dan ia pergi karena suatu hal. Tidak ada yang tahu
soal ayahnya.
Roran yang usianya sebentar lagi genap akan dijadikan
tentara oleh kerjaan, memutuskan untuk pergi merantau dan pergi dari
Carvahall agar tidak dijadikan tentara kerajaan.
Beberapa hari
kemudian, batu itu menetas dan didapati bahwa batu tersebut merupakan
telur naga. Ketika Eragon menyentuh anak naga betina itu, di telapak
tangannya muncul tanda berwarna keperakan, dan terbentuk ikatan tak
terputuskan antara Eragon dengan naga itu. Naga itu bernama Saphira.
Galbatorix yang mengetahui kehilangan telur itu, memberikan tugas
kepada Shade untuk mencari batu yang dulu merupakan telur Saphira. Ia
mengingat ramalan kaum Varden bahwa waktu bagi penunggang naga akan
tiba, dan Galbatorix akan ditantang dan dikalahkan pada suatu saat.
Durza pun memanggil dua Ra’zac, makhluk asing berpenampilan bengis dan
tiba di Carvahall, Eragon dan Saphira berhasil menghindari mereka,
tetapi kedua Ra’zac menghancurkan rumah Eragon dan membunuh Garrow.
Eragon bersumpah akan mencari dan membunuh Ra’zac.
Bersama brom,
pendongeng Carvahall, Eragon dan Saphira menuju selatan untuk bergabung
dengan kaum Varden. Selama perjalanan, Eragon belajar bertarung dan
menggunakan sihir.. Brom memberinya pedang merah bernama Zar’roc, yang
dulu merupakan pedang Penunggang Naga, walaupun si pendongeng itu tidak
mau mengatakan bagaimana ia bisa memperolehnya.
Mereka pun
mengunjungi kota Teirm, membeli perbekalan. Eragon diramali oleh ahli
tanaman obat, Angela bahwa peperangan dekat di depan mata.
Lewat
mimpinya Eragon mengetahui bahwa Arya berada di Gil’ead, dengan segenap
keberanian ia berniat untuk membebaskan Arya. Eragon bertemu dengan
Shade, ketika Shade hendak membunuh Eragon, Brom datang untuk
menyelamatkan Eragon dan ia pun terkena tusukan dari pedang Shade.
Dengan bantuan Murtagh, Eragon melarikan dri dari penjara sambil membawa
Arya dan Brom. Arya telah diracun dan butuh bantuan medis dari kaum
Varden segera. Brom sekarat dan akhirnya meninggal. Ia dikuburkan dengan
sihir oleh Saphira. Eragon dan Saphira pun mendapati bahwa Brom adalah
penunggang pula. Naganya dibunuh oleh Morzan, salah satu kaum terkutuk.
Dikejar segerombolan Urgal, mereka melarikan diri ke Varden.
Sesampainya di Varden, Eragon memperkenalkan diri kepada Ajihad,
pemimpin Varden sebagai penunggang dan menunjukkan naganya. Arya segera
diobati oleh kaum Varden, dan Murtagh dipenjara, karena keturunan
Morzan, yang merupakan kaum terkutuk atau sekutu Galbatorix. Morzan
terbunuh oleh Brom. Murtagh, secara tidak berhasil meyakinkan bahwa ia
mencela perbuatan ayahnya dan meninggalkan Galbatorix untuk menjalani
hidupnya sendiri.
Durza menggalang kekuatan seluruh pasukan
Galbatorix untuk menyerang Varden. Pasukan Galbatorix datang melalui
terowongan-terowongan kurcaci. Pertempuran terjadi. Durza yang
sedemikian kuat, dengan mudah membuat kewalahan Saphira dan Eragon.
Namun akhirnya Eragon mendapatkan saat yang tepat untuk menikam jantung
Durza. Pertarungan pun dimenangi oleh kaum Varden.
Ketika Eragon sadarkan diri, Arya tengah di perjalanan menuju Ellesmera, ibukota para elf.
Eragon secara telepatis dihubungi sosok yang menyebut diriinya sebagai
Togira Ikonoka-si Cacat yang Utuh. Di akhir buku ini, Eragon memutuskan
bahwa ia akan menemukan Togira Ikonoka ini dan berguru kepadanya.